CerpenQu : "The Secret Of Vampire"

THE Secret OF vampire

Bagian 1

Embun pagi sangat sejuk saat itu. Matahari pun keluar dari punggung gunung seperti malu – malu. Bayangan pepohanan mulai terlihat meskipun samar di kejauhan. Ayam berkokok menyambut sang fajar dengan suara nyaring sehingga membuat siapa saja yang mendengarnya terbangung. Namun berbeda dengan si gadis mungil saat itu masih tertidur dengan nyenyak sekali, merasa bahwa dirinya masih di bawah alam sadar.
Tak lama kemudian sang ibu datang mengetuk dan memanggilnya “angelin cepat bangun sudah siang, saatnya berangkat pagi dan ingat kamu pertama masuk di sekolah barumu!.”. Ibu angelin menunggu beberapa menit tak ada jawaban. Berulang kali mengetuk pun tak ada jawaban dari balik pintunya.
“kring!!.. kring!!.. kring!!..” terdengar suara telephon rumah sangat nyaring berasal dari ruangan tamu. Ibu angelin segera berlalu meninggalkan kamar angelin yang tak kunjung bangun.
“yaahh.. inilah aku yang seperti biasa sangat malas dan susah untuk di bangunkan. Hari ini adalah dimana aku masuk sekolah pindahan untuk yang ke dua kalinya. Sungguh hari yang menurutku sangat membosankan sebab aku tak ingin masuk sekolah. Di sana tak ada teman lamaku yang ada hanya teman baru yang harus aku tau seperti apa kepribadiannya. Itulah yang membuatku tak ingin memiliki banyak teman. Ayahku selalu berpindah – pindah tempat sehingga aku tidak punya tempat menetap.”.
Mataku paksakan terjaga dari alam sadar. Di telingaku terdengar samar – samar ibu memanggil agar cepat terbangun, sedari tadi lalu menghilang. Ku rentangkan tangaku bersamaan dengan mulutku yang menguap dengan lepas. Peregangan cukup 1 menit ku rasakan. Tangan kananku meraba – raba ke meja di samping tempat tidur untuk mencari benda yang tiap detiknya berbunyi tik tok tik tok. Dan tak lama. Ahh, akhirnya ku temukan juga jam weker kesayangan. Terlihat jarum pendeknya mengarah ke angka 6 dan jarum panjangnya ke angka 12. "Oh my God! Aku pasti akan terlambat untuk acara penyambutan murid baru" Resahku. Cepat – cepat ku langkahkan kaki menuju kamar mandi dengan tergesa – gesa mengejar waktu yang tepat.
Beberapa menit kemudian. Angelin pun selesai. Dan kini ia sudah bergabung di meja makan bersama ayah, ibu, dan adik laki – lakinya yang masih berumur 5 tahun.
“Akhirnya anak perempuan aya bangun juga.” Ucap ayah angelin. Angelin yang mendengar ucapan ayahnya hanya diam tanpa meresponnya. Ayah angelin bingung melihat tingkah anaknya lalu ia pun kembali bertanya “kamu kenapa angelin? Apa jangan – janga kamu semalam kembali bermimpi tentang vampire itu?.”
Angelin spontan melirik ayahnya di iringi dengan anggukkan pelan dan kembali diam tertunduk.
“Ayah kan sudah bilang kalau vampire itu tak ada sayang.. Jadi, sudahlah jangan memikirkan yang tak seharusnya kamu pikirkan. Ayah tak mau memikirnya. Ayah tak mau melihat kamu melamun begini, setiap kali berbicara tentang vampire.” Sambung ayah.
“Tapi ayah.. aku yakin vampire itu ada di sekitar kita! Bahkan kemarin aku melihatnya ayah..” sanggah angelin.
“Ahh. Sudahlah cepat masuk ke mobil. Ayah tak mau berdebat soal vampire itu. Sekarang kita sudah pindah, jadi berbahagialah.” Kata ayah.
Angelin pun tak banyak bicara. Ia langsung pergi sambil membawa beberapa helai roti yang sudah ibu sediakan. Ibunya hanya diam terpaku melihat sikap angelin yang tak biasanya berdebat di meja makan dengan ayahnya.
Sepanjang perjalan angelin hanya bergumam. Dan pikirannya pun tak karuan.  “Tak ada yang percaya bahwa vampire itu ada. Jauh sebelum pindah ke kota ramai seperti ini aku sering melihat para vampire berlarian di hutan dekat danau tempat favoritku berdiam diri. Andai saja.. ada yang mempercayaiku bahwa aku tak berbohong dan aku yakin bahwa aku akan bertemu dengan salah satu vampire di sana.“
Tiba-tiba mobil di rem mendadak oleh sang ayah. Sontak membuat angelin merasa terkejut dan membuat lamunannya buyar seketika.

“Kamu kenapa lagi sayang?.” Tanya ayah. “Aku hanya melihat ke luar jendela melihat pemandangan ayaahh..” jawab angelin bohong. “Ayah tau angelin.. jadi jangan berbohong pada ayah.. bicaralah apa yang kamu pikirkan?.” Kata ayah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata Keliru

D I A M